Bandung Terancam Gempa Besar akibat Sesar Lembang, Mitos atau Fakta?
Reporter
Binti Nikmatur
Editor
Dede Nana
29 - Sep - 2025, 02:38
JATIMTIMES - Warga Bandung belakangan ramai membicarakan isu potensi gempa besar akibat aktivitas Sesar Lembang. Kata kunci “Bandung terancam gempa besar” bahkan masuk daftar trending pencarian Google hingga Senin (29/9/2025). Benarkah ancaman tersebut nyata?
Untuk diketahui, Sesar Lembang merupakan patahan aktif sepanjang 29 km yang berada sekitar 10 km di utara Kota Bandung, Jawa Barat. Patahan ini membentang dari Padalarang hingga Jatinangor, melewati sejumlah wilayah seperti Lembang, Padalarang, Ngamprah, Cisarua, hingga Parongpong.
Baca Juga : Tak Hanya Seremonial, DPUPRPKP Kota Malang Bongkar Masalah Serius Distribusi Air Bersih
Patahan tersebut terbentuk akibat rekahan pada kerak bumi karena pergerakan lempeng tektonik. Bagian timur Sesar Lembang bahkan diketahui terbentuk lebih dulu dibanding bagian lainnya. Tak heran, keberadaannya menjadi perhatian utama dalam kajian mitigasi bencana di Bandung Raya.
Peneliti bidang Geologi Gempa Bumi BRIN, Mudrik R. Daryono, mengungkapkan bahwa Sesar Lembang mengalami pergeseran batuan dengan kecepatan sekitar 1,9–3,4 milimeter setiap tahun.
“Bukti nyata bisa dilihat dari pergeseran Sungai Cimeta yang telah bergeser sejauh 120 meter, bahkan di beberapa lokasi mencapai 460 meter,” kata Mudrik, dikutip laman resmi BRIN, Senin (29/9/2025).
Ia menjelaskan, pergeseran Sesar Lembang dominan mendatar ke arah kiri. Hal itu membuat bagian utara dan selatan sesar bergerak berlawanan. Pergeseran naik-turun juga terjadi, meski porsinya jauh lebih kecil.
“Secara keseluruhan, pergeseran di Sesar Lembang hampir seluruhnya didominasi oleh pergeseran mendatar, yaitu sekitar 80 sampai 100 persen. Sedangkan pergeseran naik-turun hanya sekitar 0 sampai 20 persen,” ungkap Mudrik.
Dari hasil penelitian paleoseismologi, ditemukan bukti bahwa Sesar Lembang pernah memicu gempa bermagnitudo 6,5–7 di masa lalu. Pergeseran setinggi 40 sentimeter di jalur sesar menjadi salah satu buktinya.
“Pergeseran sebesar itu menjadi bukti nyata bahwa di masa lalu pernah terjadi gempa dengan kekuatan sekitar magnitudo 6,5 hingga 7,” jelas Mudrik.
Ia menambahkan, kajian jejak gempa termuda diperkirakan terjadi pada abad ke-15. Sementara itu, bukti lain menunjukkan gempa juga pernah terjadi sekitar 60 tahun sebelum Masehi dan 19 ribu tahun lalu. Dari catatan itu, para ahli memperkirakan gempa besar berulang dalam rentang 170–670 tahun.
Baca Juga : Salurkan Bantuan Tunai untuk Korban Gempa, Golkar Situbondo Ajak Warga Bersalawat Tenangkan Hati
“Jika mengacu pada siklus ulang gempa besar yang telah diperkirakan, maka secara teoritis gempa besar berikutnya dapat terjadi paling lambat sekitar tahun 2170. Artinya, secara waktu, perkiraan, siklus ini sudah relatif dekat dengan masa sekarang,” sebut Mudrik.
Namun, ia menegaskan bahwa perkiraan tersebut bukan berarti kepastian. “Hitungan tahun tersebut merupakan gambaran rentang waktu, bukan kepastian tentang kapan gempa akan benar-benar terjadi,” lanjutnya.
Aktivitas Sesar Lembang juga memengaruhi morfologi kawasan. Salah satu bukti bisa dilihat di Gunung Batu, Lembang. “Gunung Batu bisa naik hingga 40 sentimeter dalam sekali kejadian gempa. Dan naik atau gesernya ini akan menghasilkan gempa bumi,” ujar Mudrik.
Gunung Batu yang berada di kilometer 17 jalur sesar menjadi salah satu titik bukti nyata aktivitas sesar terhadap kondisi permukaan tanah. Selain potensi gempa besar, aktivitas sesar ini juga bisa menimbulkan gempa kecil di sekitar Kabupaten Bandung. Ada dua kemungkinan penyebab, kata Mudrik. Pertama, pelepasan energi sesar dalam skala kecil yang langsung berhenti. Kedua, gempa kecil tersebut bagian dari rangkaian menuju gempa lebih besar.
“Hingga saat ini, ilmu kebumian belum mampu memprediksi dengan pasti skenario mana yang akan terjadi. Karena itulah, sikap paling bijak yang bisa dilakukan adalah tetap waspada dan menyiapkan langkah mitigasi sejak dini,” ujar Mudrik.
Jadi apakah Bandung terancam gempa besar? Para peneliti sepakat bahwa Sesar Lembang memang berpotensi menimbulkan gempa besar. Namun, waktu kejadiannya tidak bisa dipastikan. Karena itu, masyarakat diminta tetap tenang, tidak panik berlebihan, tapi terus meningkatkan kewaspadaan serta kesiapsiagaan menghadapi bencana.