Hadapi Potensi Banjir, Posko Tanggap Bencana di Kedungkandang dan Sukun Segera Diaktivasi
Reporter
Irsya Richa
Editor
Sri Kurnia Mahiruni
11 - Dec - 2025, 08:30
JATIMTIMES - Usai menghadirkan dua Posko Tanggap Bencana di Kecamatan Lowokwaru dan Kecamatan Blimbing, Polresta Malang Kota bersama Pemkot Malang segera mempercepat aktivasi posko di Kecamatan Kedungkandang dan Sukun. Langkah ini dilakukan sebagai bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi yang meningkat dalam beberapa hari terakhir.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, mengatakan bahwa dua kecamatan Lowokwaru dan Blimbing memang menjadi lokasi dengan intensitas kejadian tertinggi pada peristiwa beberapa waktu lalu. Namun, tiga kecamatan lainnya juga telah disiapkan dan menunggu aktivasi, terutama Kedungkandang yang dinilai memiliki kerawanan khusus.
Baca Juga : Aplikasi PUSDA ASIIK Bakal Didukung Citra Satelit, Update Data SDA Gunakan Drone
Menurutnya, Kali Amprong di Kecamatan Kedungkandang memiliki karakter ancaman berbeda dari Blimbing maupun Lowokwaru. Jika dua kecamatan tersebut menerima kiriman air dari wilayah barat, Kedungkandang justru menerima limpasan dari kawasan timur. Kondisi ini membuat wilayah tersebut dapat terdampak meski hujan tidak turun di area Kota Malang.
“Kalau wilayah timur hujan deras, air langsung turun ke Kali Amprong. Tahun kemarin Amprong sempat sangat tinggi. Kita sudah koordinasi dengan balai untuk antisipasinya. Bozem sudah kita bangun, tetapi saat intensitas hujan ekstrem, kapasitasnya bisa terlampaui,” ungkap Wahyu, Kamis (11/12/2025).
Karena itu, selain Kecamatan Kedungkandang, Kecamatan Sukun juga akan diaktifkan poskonya, mengingat wilayah tersebut memiliki beberapa titik rawan bencana. Nantinya pada masing-masing posko dilengkapi peralatan dasar kebencanaan, sehingga aktivasi posko hanya menunggu penyesuaian personel.
Wahyu menegaskan pentingnya keberadaan Posko Tanggap Bencana untuk mempercepat respons di lapangan. Pada kejadian sebelumnya, penanganan genangan berjalan cepat, namun pemerintah ingin memperpendek waktu respons dengan mendekatkan posko ke titik rawan.
“Posko ini menjadi pusat koordinasi, pusat informasi, dan pusat respons cepat 24 jam. Dilengkapi tenda darurat, logistik kebencanaan, alat penerangan portabel, alat pemotong, hingga perangkat komunikasi,” imbuh Wahyu.
Dalam operasionalnya, posko akan dijaga secara bergilir oleh personel gabungan dari Polresta Malang Kota, Kodim, BPBD, PMI, dan relawan, yang siap siaga 24 jam. Sistem shift telah disiapkan agar seluruh personel dapat bergerak cepat apabila terjadi banjir, longsor, atau pohon tumbang.
Baca Juga : DPRD Kota Malang: Penanganan Banjir Tak Bisa Lagi Salahkan Sampah dan Sedimen
Dengan percepatan aktivasi posko di Kedungkandang dan Sukun ini, Pemkot Malang berharap penanganan bencana dapat semakin cepat, terarah, dan menyentuh seluruh titik rawan di kota.
Sementara itu, Kapolresta Malang Kota Kombes Pol Nanang Haryono, menambahkan bahwa anggota Polri yang terlibat di Posko ini semuanya pernah di Brimob, jadi punya keahlian dalam penyelematan atau SAR.
“Seluruh anggota Polri yang terlibat di Posko Tanggap Bencana ini adalah personel yang pernah berdinas di Brimob yang memiliki kemampuan SAR dan penyelamatan, sehingga bisa bergerak cepat saat terjadi bencana,” tegas Kombes Nanang.
Menurutnya bahwa setiap posko akan dioperasikan dengan tiga shift, masing-masing berganti setiap delapan jam, dan setiap shift diperkuat oleh delapan personel yang selalu siaga. Tim tanggap bencana yang dibentuk merupakan tenaga terlatih dengan kapabilitas evakuasi, pertolongan pertama, hingga penanganan situasi darurat.
