Libur Nataru, DPRD Jatim Imbau Waspada Potensi Bencana Hidrometeorologi

19 - Dec - 2025, 08:39

Anggota DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) Harisandi Savari.

JATIMTIMES - Kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi harus ditingkatkan menjelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Hal ini disampaikan anggota DPRD Provinsi Jawa Timur (Jatim) Harisandi Savari.

Ia mengajak masyarakat dan pemerintah daerah agar lebih waspada terhadap cuaca ekstrem. Menurutnya, momentum libur panjang yang bertepatan dengan puncak musim hujan dinilai menjadi kombinasi risiko yang harus diantisipasi secara serius demi keselamatan masyarakat.

Baca Juga : Apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Semeru 2025, Siap Amankan Nataru di Kabupaten Sidoarjo

Harisandi menegaskan bahwa cuaca ekstrem berpotensi memicu berbagai bencana hidrometeorologi, seperti banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung di sejumlah wilayah Jatim. “Waspada cuaca ekstrem dan dampak hidrometeorologi saat merayakan Nataru,” seru Harisandi. 

Legislator PKS ini berpendapat, kondisi cuaca menjadi tantangan utama yang harus direspons dengan kesiapan kebijakan dan koordinasi lintas sektor yang matang.

“Cuaca ekstrem menjadi tantangan tersendiri. Pemerintah harus memiliki strategi mudik yang matang, termasuk antisipasi terhadap potensi bencana,” jelasnya.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya memperkirakan Jatim memasuki puncak musim hujan pada Januari–Februari 2026. Pada periode tersebut, intensitas hujan diproyeksikan meningkat dan berpotensi disertai angin kencang serta risiko bencana hidrometeorologi.

Dengan berbagai faktor risiko tersebut, Harisandi meminta masyarakat tetap berhati-hati selama perjalanan serta mendorong pemerintah memperkuat koordinasi lintas sektor.

Baca Juga : Sejumlah Daerah Batalkan Perayaan Tahun Baru 2026, Pilih Doa Bersama karena Duka Bencana di Sumatra

“Keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas. Kita harus siap menghadapi cuaca ekstrem dan lonjakan mobilitas secara bersamaan,” tandasnya.

Harisandi juga menyoroti potensi kemacetan akibat meningkatnya mobilitas masyarakat selama libur panjang. Libur sekolah, pergerakan antarkota, serta lonjakan kunjungan ke destinasi wisata diperkirakan akan menambah beban lalu lintas.

Ia mendorong pemerintah menyiapkan skema rekayasa lalu lintas secara fleksibel. “Harus ada rekayasa lalu lintas, mulai dari one way, contra flow, hingga ganjil-genap jika diperlukan,” tegas pria yang pernah berprofesi sebagai wartawan tersebut.