JATIMTIMES - PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI), produsen permen kenyal (soft candy) terkemuka di Indonesia, akan segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui skema penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Langkah ini diharapkan dapat mendukung ekspansi bisnis YUPI serta memperkuat posisinya di pasar domestik maupun global.
Berdasarkan prospektus yang dirilis, YUPI akan melepas sebanyak 854,44 juta saham atau setara dengan 10% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO.
Saham yang ditawarkan terdiri dari 256,33 juta saham baru atau 3% dari modal setelah IPO serta 598,11 juta saham milik PT Sweets Indonesia atau 7%. Rentang harga penawaran ditetapkan antara Rp 2.100 hingga Rp 2.500 per saham, sehingga potensi dana yang dapat dihimpun mencapai Rp 2,13 triliun.
Dari jumlah tersebut, Rp 640,83 miliar berasal dari penerbitan saham baru. Sementara Rp 1,49 triliun berasal dari saham yang dilepas oleh PT Sweets Indonesia.
Masa penawaran awal akan berlangsung pada 6 hingga 10 Maret 2025, dengan jadwal pencatatan saham di BEI pada 21 Maret 2025. IPO ini didukung oleh PT CIMB Niaga Sekuritas dan PT Mandiri Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi efek.
Dana yang diperoleh dari hasil IPO, setelah dikurangi biaya emisi, akan dialokasikan untuk dua kebutuhan utama. Sekitar 77% dana akan digunakan untuk belanja modal, khususnya pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur.
Pabrik tersebut diperkirakan menelan biaya Rp 437,5 miliar dan ditargetkan mulai beroperasi pada tahun 2026. Pembangunan fasilitas produksi baru ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas produksi guna memenuhi permintaan pasar yang terus meningkat.
Sementara itu, sekitar 23% dana akan digunakan sebagai modal kerja. Dana ini akan dialokasikan untuk berbagai keperluan operasional. Termasuk pembayaran kepada distributor, pengadaan bahan baku, peningkatan produksi barang jadi, serta penambahan jumlah karyawan guna memastikan kelancaran operasional dan peningkatan volume penjualan.
“Pengalokasian ini dilakukan untuk mengantisipasi permintaan pasar dan menjaga ketersediaan stok yang memadai,” tulis manajemen YUPI dalam prospektus resmi yang diterbitkan pada Kamis (6/3/2025).
Untuk diketahui, YUPI merupakan produsen dan pemimpin pasar permen kenyal di Indonesia. Produk-produknya dipasarkan dengan merek Yupi, Just for Fun, dan Gummy Zone. Selain mendominasi pasar dalam negeri, YUPI juga telah mengekspor produknya ke sembilan negara di Asia Tenggara dan 36 negara lainnya di berbagai belahan dunia.
Berdasarkan laporan Euromonitor pada 2024, pasar soft candy di Indonesia masih sangat terkonsentrasi, dengan YUPI menguasai 66,5% pangsa pasar. Keunggulan YUPI terletak pada inovasi produknya yang terus berkembang, termasuk menghadirkan varian permen kenyal dengan bentuk unik seperti burger dan waffle sandwich.
Dari sisi finansial, kinerja YUPI menunjukkan pertumbuhan yang positif. Laporan keuangan perusahaan mencatat laba tahun berjalan meningkat sebesar 38,4% atau Rp 156 miliar, dari Rp 404 miliar pada tahun 2022 menjadi Rp 560 miliar pada tahun 2023.
Untuk mendukung kapasitas produksinya, saat ini YUPI memiliki dua fasilitas produksi utama, yakni di Gunung Putri, Bogor, Jawa Barat, dan Karanganyar, Jawa Tengah, dengan total kapasitas produksi mencapai 93 ribu ton per tahun. Selain itu, perusahaan memiliki fasilitas pengemasan di Samolo, Jawa Barat.
• Fasilitas produksi Gunung Putri mulai beroperasi pada tahun 1997 dengan luas lahan 7,2 hektare.
• Fasilitas produksi Karanganyar mulai beroperasi pada tahun 2019 dengan luas lahan 11 hektare.
• Fasilitas pengemasan Samolo mulai beroperasi pada tahun 2014 dengan luas lahan 0,5 hektare.
Dengan adanya tambahan pabrik baru di Nganjuk, kapasitas produksi YUPI akan meningkat dan bakal mendukung ekspansi perusahaan ke pasar yang lebih luas.
Setelah IPO dan rencana akuisisi, struktur kepemilikan saham YUPI akan mengalami perubahan signifikan. Sebelum IPO, mayoritas saham perusahaan dikuasai oleh PT Sweets Indonesia sebesar 89,90% atau setara dengan 7,68 miliar saham. Selain itu, Daniel Budiman memiliki 0,10% saham, sementara 10% saham lainnya dimiliki oleh publik.
Namun, setelah IPO, PT Sweets Indonesia dan Daniel Budiman tidak lagi tercatat sebagai pemegang saham. Kepemilikan mayoritas akan beralih ke PT Confectionery Consumer Products Indonesia (PT CCPI), yang akan menguasai 90% saham atau sekitar 7,69 miliar saham. Sementara itu, kepemilikan publik tetap sebesar 10% atau 854,4 juta saham.
Sebagai bentuk komitmen terhadap pemegang saham, manajemen YUPI berencana untuk membagikan dividen hingga 80% dari laba bersih perusahaan. Pembagian dividen ini akan dilakukan jika seluruh ketentuan hukum telah terpenuhi dan dengan tetap memperhatikan kondisi keuangan perusahaan. Berikut adalah jadwal pelaksanaan IPO Yupi Indo Jelly Gum:
• Masa Penawaran Awal: 6 - 10 Maret 2025
• Tanggal Efektif: 14 Maret 2025
• Masa Penawaran Umum: 17 - 19 Maret 2025
• Tanggal Penjatahan: 19 Maret 2025
• Tanggal Distribusi Saham Secara Elektronik: 20 Maret 2025
• Tanggal Pencatatan di BEI: 21 Maret 2025.
Demikian informasi terkait prospek PT Yupi Indo Jelly Gum Tbk (YUPI) yang bakal segera melantai di BEI. Semoga informasi ini membantu.