JATIMTIMES - Museum Mpu Purwa tak lagi sunyi. Setiap ruangnya kini kembali bergema oleh langkah pelajar, kamera pengunjung, dan tawa anak muda yang penasaran akan sejarah. Semua berawal dari satu strategi sederhana namun efektif: gelaran Museum Festive Vaganza 2025, Kamis (6/11/2025) di Museum Mpu Purwa.
Festival budaya yang digelar Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Malang, lewat Bidang Kebudayaan sebagai leading sektor ini, menjadi magnet baru bagi masyarakat untuk datang, melihat, dan jatuh cinta lagi pada museum. Di balik sorotan lomba-lomba seni dan edukasi budaya, terselip agenda besar, menghidupkan kembali museum sebagai ruang belajar dan rekreasi yang hidup.
“Kegiatan ini memang kami rancang bukan hanya untuk selebrasi, tapi untuk menggugah minat masyarakat, khususnya generasi muda, agar suka budaya dan mau datang ke museum,” ujar Kepala Disdikbud Kota Malang, Suwarjana, S.E., M.M..
Baca Juga : Kronologi Drama Miss Universe 2025: Peserta Walkout hingga Dugaan Sponsor Judi Online!
Ia menjelaskan, Museum Festive Vaganza adalah bagian dari dukungan Dana Alokasi Khusus (DAK) bidang kebudayaan dari Kementerian Kebudayaan RI. “Kegiatan ini tahunan, dan kami jadikan momentum untuk melestarikan budaya Malang Raya. Karena itu lombanya pun tingkat Malang Raya, supaya lebih luas dampaknya,” imbuhnya.
Pernyataan Suwarjana bukan tanpa bukti. Berdasarkan data terbaru, kunjungan ke Museum Mpu Purwa mencapai lebih dari 15 ribu orang hingga akhir Oktober 2025, meningkat dibandingkan tahun 2024 yang mencatat sekitar 14 ribu pengunjung. Disdikbud menargetkan angka itu bisa menembus 17 ribu kunjungan hingga akhir tahun, sebuah lonjakan yang jarang terjadi di museum daerah.
“Efeknya luar biasa. Karena setiap lomba dan kegiatan, peserta mau tidak mau harus datang ke museum. Temanya semua terkait koleksi museum. Jadi mereka datang, observasi, bahkan ikut bantu promosi di media sosial,” terang Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Kota Malang, Juli Handayani, S.E., M.M.
Menurut Juli, Museum Festive Vaganza merupakan puncak rangkaian peringatan Hari Museum Nasional, yang diisi dengan enam lomba lintas usia dan jenjang, mulai dari sketsa, lukis, animasi, fotografi, Jula Juli, hingga lomba objek diduga cagar budaya (ODCB). “Pesertanya mulai SD, SMP, guru, hingga masyarakat umum. Semua berinteraksi langsung dengan koleksi museum,” ujarnya.
Kebijakan Disdikbud Malang tak berhenti di festival. Di balik peningkatan kunjungan, ada langkah serius lain: pembangunan laboratorium konservasi (storage) di Museum Mpu Purwa. Laboratorium ini akan menjadi pusat penelitian dan identifikasi benda-benda cagar budaya, yang selama ini harus dikirim ke Mojokerto untuk diuji.
“Kalau lab-nya sudah aktif tahun ini, proses identifikasi bisa dilakukan langsung di sini. Lebih efisien dan memperkuat fungsi museum sebagai pusat edukasi kebudayaan,” jelas Juli.
Baca Juga : Disdikbud Kota Malang Galakkan Museum Festive Vaganza 2025, Apa Itu?
Museum Mpu Purwa saat ini menyimpan 136 koleksi artefak terdaftar, dengan tambahan empat benda bersejarah baru hasil evakuasi dari beberapa situs bersejarah di Malang Raya, Koleksi ini terus bertambah seiring aktifnya pelestarian dan penelitian lapangan.
Festival Vaganza bukan sekadar pesta seni; ia menjelma gerakan kecil yang mengguncang kesadaran publik tentang pentingnya merawat warisan budaya. Pelajar yang dulu hanya tahu museum dari buku kini mengenalnya langsung. Guru, seniman, siswa hingga masyarakat umum ikut berpartisipasi, semua terhubung dalam satu semangat: melestarikan sejarah dengan cara yang menyenangkan.
