JATIMTIMES — Pemerintah Kota Blitar terus mendorong transformasi layanan transportasi lokal agar sejalan dengan perkembangan zaman. Salah satu upaya itu dilakukan melalui sosialisasi dan dialog bersama para pengemudi ojek offline dan pelaku transportasi lainnya, yang digelar di Terminal Tipe A Patria Blitar, Selasa, 16 Desember 2025.

Wali Kota Blitar Syauqul Muhibbin, yang akrab disapa Mas Ibin, hadir langsung dalam pertemuan yang diikuti lebih dari 50 pelaku moda transportasi, mulai dari ojek online, ojek pangkalan, becak, hingga angkutan lingkungan (angling). Pertemuan tersebut menjadi ruang komunikasi terbuka antara pemerintah daerah dan pelaku transportasi untuk menyerap aspirasi sekaligus menyampaikan arah kebijakan layanan transportasi di Kota Blitar.

Baca Juga : Bupati Malang Launching Program Madrasah Membatik Sepanjang 1 Kilometer

Dalam kesempatan itu, Mas Ibin menekankan pentingnya adaptasi teknologi bagi pengemudi ojek offline agar mampu meningkatkan kualitas layanan dan daya saing. Menurut dia, pemanfaatan teknologi bukan ancaman, melainkan peluang untuk memperluas jangkauan penumpang sekaligus menambah penghasilan.

“Perkembangan teknologi tidak bisa dihindari. Justru ini kesempatan bagi teman-teman ojek offline untuk naik kelas, meningkatkan layanan, dan memperluas akses penumpang,” kata Mas Ibin di hadapan para peserta.

Ia menjelaskan, Pemerintah Kota Blitar tengah mendorong visi pembangunan kota berbasis smart city. Dalam konteks itu, seluruh moda transportasi diharapkan mampu memberikan pelayanan yang aman, tertib, dan nyaman, sekaligus beradaptasi dengan sistem yang lebih modern dan berbasis teknologi.

“Transportasi adalah wajah kota. Kalau tertib, aman, dan pelayanannya baik, itu akan langsung dirasakan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemerintah Kota Blitar menyiapkan fasilitasi berupa kursus dan pendampingan alih teknologi bagi para pelaku transportasi, khususnya yang masih beroperasi secara offline. Program ini bersifat sukarela dan dirancang untuk meningkatkan kapasitas sumber daya manusia di sektor transportasi.

“Kami harap berkenan untuk upgrade kemampuan di bidang teknologi. Pemerintah akan memberikan fasilitasi berupa kursus alih teknologi. Harapannya, layanan transportasi di Kota Blitar ke depan bisa semakin digital dan memanfaatkan teknologi,” kata Mas Ibin.

Baca Juga : Mekar Berkembang Budidaya Kambing BUMDesa Giat Maju Banyuurip Kalidawir

Selain mendorong adaptasi teknologi, pertemuan tersebut juga dimanfaatkan untuk menyampaikan kebijakan pemerintah terkait ketertiban, keselamatan, dan pelayanan transportasi. Pemerintah ingin memastikan bahwa seluruh pelaku transportasi memahami aturan yang berlaku dan dapat menjalankan aktivitasnya secara aman serta bertanggung jawab.

Menanggapi isu yang kerap berkembang di lapangan terkait pembagian zona operasional, Mas Ibin menegaskan bahwa Pemerintah Kota Blitar tidak pernah menetapkan zona merah atau pembatasan wilayah tertentu bagi moda transportasi. Pemerintah, kata dia, justru membuka kesempatan yang sama bagi seluruh pelaku transportasi dan kegiatan ekonomi untuk beroperasi secara adil.

“Kami tidak membatasi wilayah operasional. Semua pelaku transportasi memiliki kesempatan yang sama. Prinsipnya adalah keadilan, ketertiban, dan keselamatan bersama,” ujarnya.

Melalui dialog terbuka dan pendampingan berkelanjutan ini, Pemerintah Kota Blitar berharap tercipta ekosistem transportasi yang inklusif, adaptif, dan berdaya saing. Transformasi tersebut diharapkan tidak hanya meningkatkan kesejahteraan pelaku transportasi, tetapi juga mendukung terwujudnya layanan publik yang modern dan berkualitas bagi masyarakat Kota Blitar.