JATIMTIMES - Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menyerahkan bantuan sembako kepada mahasiswa asal Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang terdampak bencana alam, di Halaman Balai Kota Malang, Jumat (19/12/2025). Bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk kepedulian Pemkot Malang terhadap mahasiswa perantau yang keluarganya terdampak bencana dan mengalami kesulitan ekonomi.
Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat menegaskan, pemerintah hadir untuk memastikan para mahasiswa tetap merasa aman dan nyaman, terutama menjelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), serta saat menjalankan aktivitas peribadahan.
Baca Juga : Gudang Snack di Panarukan Situbondo Terbakar, Kerugian Ditaksir Rp 1,6 Miliar
“Pemerintah berupaya memastikan situasi tetap kondusif, tidak ada gangguan apa pun, baik bagi masyarakat umum maupun yang sedang beribadah,” ungkap Wahyu.
Penyaluran bantuan ini berawal dari laporan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kota Malang yang terdiri dari berbagai suku dan elemen masyarakat. Forum tersebut menyampaikan adanya mahasiswa dari Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang kesulitan menghubungi keluarga serta mengalami keterlambatan pengiriman biaya hidup akibat bencana di daerah asal.
Menindaklanjuti laporan tersebut, Pemkot Malang melalui koordinasi dengan Dinas Sosial segera menyalurkan bantuan logistik. Wahyu menyebutkan, sebelumnya bantuan juga telah dikirimkan ke daerah terdampak melalui jalur udara dari Bandara Abdurrahman Saleh dan Bandara Hang Nadim Batam.
“Bantuan yang kami terima dari berbagai pihak kami arahkan salah satunya kepada mahasiswa yang keluarganya terdampak bencana. Total ada 122 mahasiswa yang menerima bantuan,” jelas Wahyu.
Selain bantuan sembako, Wahyu Hidayat juga mendorong adanya dukungan dari dunia pendidikan. Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Forum Rektor agar perguruan tinggi dapat memberikan keringanan pembayaran bagi mahasiswa yang terdampak secara ekonomi.
Baca Juga : Rapor sebagai Cermin Proses: Kepala MTsN 1 Kota Malang Tekankan Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak
“Upaya pemerintah tidak hanya berhenti pada bantuan logistik, tetapi juga memastikan mahasiswa tetap bisa melanjutkan pendidikannya tanpa terbebani,” tutup Wahyu.
Selain itu ada juga salah satu perguruan tinggi swasta yang memberikan keringanan kepada mahasiswa, dengan membebaskan biaya Uang Kuliah Tunggal (UKT).
